Kamis, 03 April 2008

Risalah Cinta: Meletakkan Puja pada Puji


RISALAH CINTA: MELETAKKAN PUJA PADA PUJI

Seri Psikoogi Islam

Penulis Abdul Mujib, M.Ag

Jakarta: Srigunting. PT RajaGragindo Persada,

Cet-1 2002, cet-2 2004

Hal xxii, 190. 23 cm

Bibliografi hlm 185

ISBN: 979-421-900-2

Puisi Risalah Cinta

Kutunggu jawaban-Mu di sajadah kalbu

Kusimpan pesona-Mu Di relung hati

Kusibak tabir-Mu dengan menanggalkan dosa

Kusapa kasih-Mu dengan bertasbih

Ya Wadud,

Semaikan benih-benih cinta

agar aku dapat menyapa senyum-Mu

Bukankah setetes air cinta

tidak akan mengurangi kecantikan-Mu

Bukankah aku berhak merasakan kemesraan cinta-Mu

Jika kau tolak risalahku

Kemana lagi kualamatkan goresan tinta ini

Ya Rahman, Ya Rahim

Aku memang petualang cinta

Aku masih mencari dan belajar memaknai cinta

Sebagian besar cintaku, kugadaikan pada yang lain

Namun,

Dengan keagungan cinta-Mu

Bukankah Engkau tidak pernah cemburu

Terimalah puing-puing cintaku

Balaslah cintaku dengan mahabbah-Mu

Ya Arham al-Rahimin

Dihadapan-Mu kupejamkan mata batinku

Tuk menahan rasa malu

Nuraniku bertanya

kado apa yang dapat memikat-Mu

Hanyalah risalah cinta ini yang dapat kupersembahkan

Semoga Engkau berkenan menerimanya

Amin

DESKRIPSI

Psikologi Islam memilki pola relasi cinta dalam paradigma yang berpusat pada Tuhan (hubb ilahi). Ia adalah Zat Pencinta, Zat yang dicintai dan Zat yang menanamkan rasa cinta pada hamba-Nya. Cinta Ilahi menduduki relung kalbu yang paling dalam, sehingga tipe cinta yang lain akan lebih awet dan abadi tatkala dilandasi dengan cinta ilahi.

Ketika Allah Swt. menceritakan kisah Yusuf As., Dia mengilustrasikannya sebagai kisah yang ahsan al-qashash (kisan terbaik) dari sekian kisah yang ada dalam al-Qur’an (QS. Yusuf:3). Mengapa dan ada apa yang menyebabkan kisah itu dianggap sebagai kisah terbaik. Berdasarkan penjelasan ayat berikutnya, setidak-tidaknya terdapat tiga persoalan psikologis yang menyebabkan kisah itu menjadi menarik, yang ketiga-tiganya terbingkai dalam satu tema cinta, yaitu:

Pertama, adanya unsur imagenasi-kreatif-transenden pada kehidupan Yusuf, yang memasuki dunia mimpinya. Dikatakan imagenasi sebab mimpi, menurut Sigmund Freud, berada di alam bawah sadar yang kontennya berbau khayalan. Dalam alam bawah sadar itu terlihat kehidupan simbolik yang membutuhkan penafsiran. Yusuf bermimpi bahwa ia “melihat sebelas bintang, matahari dan bulan sedang bersujud padanya” (QS. Yusuf:4). Sujud merupakan simbol ketundukan, yang artinya, Yusuf bakal menjadi penguasa besar. Dikatakan kreatif sebab perolehan mimpi seperti tidak muncul begitu saja, tetapi melalui proses pembersihan dan pencerahan diri melalui tafakkur dan tadzakkur. Dikatakan transenden sebab mimpi itu merupakan anugrah dari Tuhan, yang memasuki wilayah kesupra-sadaran. Mimpi Yusuf itu bukan semata-mata imagenasi, tetapi benar-benar nyata, nyata dalam arti faktual secara ruhaniah yang ditimbulkan oleh daya intuitif-prediktif.

Kedua, adanya drama kehidupan tragis yang menimpah pada diri Yusuf. Sebagaimana alur cerita film, aktor utama pada mulanya mengalami penderitaan dan penyiksaan untuk kemudian ia memperoleh kemenangan. Yusuf yang secara biologis dan psikologis memiliki keistimewaan berperan sebagai pemeran utama. Ia dimasukkan sumur oleh saudara-saudaranya yang memerankan aktor antagonis. Yusuf dimasukkan penjara akibat ‘fitnah’ cinta sang wanita penggoda yang tidak kesampaian. Kisah tragis itu semakin menarik ketika pemeran antagonis membumbuhinya dengan tangis sandiwara, darah kepalsuan, bahkan rayuan gombal.

Ketiga, adanya unsur romantisisme yang menimpah kehidupan para selebritis, seperti Zulaikha dan para wanita lainnya. Karena kasmaran (syaghaf) oleh keelokan wajah Yusuf, para selebritis Mesir, terutama Zulaikha sang wanita penggoda, mencoba merayu Yusuf agar membalas cintanya. Begitu kuat kasmarannya, sehingga mereka tidak terasa sakit ketika memotong jari-jemarinya. Cinta pertama Zulaikha pada Yusuf tidak kesampaian, meskipun pada akhirnya (menjelang usia senja) ia mendapatkannya.

Kisah qur’ani di atas merupakan risalah cinta, satu suratan kehidupan yang terkait dengan seluruh kehidupan cinta. Cinta berkaitan erat dengan dunia mimpi, baik di alam bawah sadar maupun alam sadar. Tanpa impian, gairah dan gelora cinta tidak akan tumbuh secara pesat. Karena impian, pikiran seseorang mudah mengandai-andai, bahkan menembus stadium nekat (satu logika yang menggunakan kaidah ke-hasrat-berani-an yang irasional). Karena mengandai-andai dan nekat, seseorang berusaha keras untuk mencapai cita-cita, dan karena cita-cita, seseorang akan menggapai cinta.

Agar cinta menjadikan hidup kita lebih hidup, kukirimkan risalah cinta ini, satu risalah cinta yang tidak persis sama dengan risalah cinta Dewa, meskipun lagunya sempat ngetop di bursa musik Indonesia, melainkan risalah cinta yang mengandung empat unsur utama:

Pertama, surat (letter) cinta; surat yang dikirimkan dari sang petualang cinta fikri (pakar cinta) untuk sang petualang cinta amali (pelaku cinta). Kedua, naskah (document) cinta; satu dokumen teoritis yang menghimpun seluruh fenomena cinta, atau dengan pinjam istilah judul film Indonesia “Ada apa dengan Cinta. Isinya menguraikan hakekat cinta, subjek dan objek cinta, tipe-tipe cinta, seluk-beluk cinta, dan hubungan cinta dengan aspek-aspek kehidupan psikologis yang lain. Ketiga, misi (mission) cinta; satu anjuran positif (amar ma’ruf) yang mengarahkan pada sang petualang cinta untuk lebih memahami, memaknai, memilih, dan mempertanggungjawabkan kemurnian dan kesucian cintanya. Keempat, karangan (essay) atau gubahan (composition) cinta; satu karangan yang mengkombinasikan antara prosedur-prosedur filosofis-Islami, ilmiah-Islami, dan imagenatif-kreatif-Islami. Dikatakan ilmiah-Islami sebab risalah ini menggunakan sistematika dan prosedur ilmiah yang bersumber dari para psikolog. Dikatakan imagenatif-kreatif-Islami sebab sebagian isi risalah ini bersumber dari ‘khayalan’ penulis, dengan menggunakan kekuatan logika akliah (berfikir-rasional) dan logika intuitif (berzikir-emosional), yang keduanya diilhami oleh dorongan beribadah. Prosedur imagenatif-kreatif ini berfungsi untuk memilih bahasa yang komunikatif dan relatif dimengerti oleh para petualang cinta.

DAFTAR ISI

Pendahuluan; Pengertian Cinta; Peringkat Cinta; Tipe-Tipe Cinta; Cinta terhadap Allah; Cinta Persaudaraan; Cinta Keibuan; Cinta Erotik (Birahi); Cinta Diri Sendiri; Kiat Mengutarakan Cinta; Manajemen Cinta; Kiat Meredakan Konflik Cinta; Antara Cinta dan Cemburu; Antara Cinta dan Rindu; Antara Cinta dan Benci; Antara Cinta dan Cita-cita; Antara Cinta dan Perkawinan; Cinta dan Pengalaman Puncak; Instrumen Pengukuran Cinta; Daftar Kepustakaan.

4 komentar:

shobron ali mengatakan...

maha suci Allah atas semua cinta yg suda diberikan kepada manusia, tumplek bleg...........

Anonim mengatakan...

Assalamu'alaikum,pak....
saya disini hanya minta izin,karena puisinya saya copy untuk tambahan diblog iseng saya.maaf ya,pak.(semoga tidak sampai berpengaruh dengan nilai saya dikampus... T_T )
terimakasih,bapak...

Tip dan Trik mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Tip dan Trik mengatakan...

Apa hakekat cinta itu Prof? Kenapa cinta itu bisa datang dan pergi?Apa peran Tuhan dengan cinta itu?
Camkoha.blogspot.com
IAIN Bengkulu